This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Minggu, 07 April 2013
Komunikasi Dalam Cinta
23.53
Unknown
No comments
Orang selalu bilang dicintai lebih baik dari
pada mencintai karena kebahagiaan yang lebih tinggi akan datang ketika kita
memiliki orang yang mencintai kita dari pada orang yang kita cintai, persis
sama dengan sebuah kata-kata yang sering juga disebut, bahwa menunggu adalah pekerjaan
yang membosankan yang artinya “ditunggu lebih baik dari pada menunggu”. Namun
yang jelas bahwa antara dicintai dan mencitai adalah dua paduaan bagaikan
lempengan logam yang saling berbali arah, tak pernah menyatu dan tak pernah
saling bisa merasakan satu sama lain.
Mungkin anda pernah merasakan, mencitai
seseorang yang sangat berarti bagi hidup anda, namun orang yang mencintai anda
malah biasa-biasa saja, tak terlalu merespon cinta yang begitu besar yang anda
berikan kepadanya. Namun ada orang lain yang begitu peduli sama anda, orang
yang selalu perhatian, baik, dan selalu mencoba memberikan yang terbaik buat
anda, akan tetapi karena anda mengganggapnya hanya biasa saja karena ada orang
lain yang begitu anda cinta sehingga tak terlalu memperdulikan dan merespon
orang yang begitu perhatian sama anda.
Kalau ditinjau dari komunikasi, ada beberapa hal
yang memperngaruhi dari hal tersebut, sebuah nois yang menjadikannya komunikasi
cinta segi tiga tak seimbang, jadi ada beberapa hal yang harus diperhatikan
agar mampu memilih pasangan yang bisa membuat anda bahagia, yakni;
1. Nafsu
“tak ada nafsu maka tak ada cinta” sebuah
kata-kata yang sering kita dengar dari orang lain, namun dalam hal ini, yang
ingin saya bahas adalah nafsu cinta yang berlebihan, bukan nafsu dalam arti
melakukan sesuatu yang sebenarnya belum saatnya dilakukan karena belum menjadi
pasangan yang sah (melakukan hubungan seksual). Nafsu yang saya maksud disini
adalah cinta yang berlebihan kepada seseorang, dimana orang yang kita cintai
tidak terlalu merespon cinta yang kita berikan (biasa-biasa saja).
Jika hal itu yang terjadi pada cinta yang kita
miliki maka ujung-ujungnya kita akan merasa sakit hati sendiri, karena akan ada
pengganti baru yang akan menggantikan kita sebagai pacarnya, dan hal ini
dilihat dari caranya mencintai kita yang biasa-biasa saja. Dalam hal ini,
komunikasi yang efektif harus terbangun sebagai pondasi agar hubungan tidak
bubar (putus), mengkomunikasikannya adalah salah satu solusi agar perasaan
(diduakan) yang kita rasakan tidak menjadi sebuah kenyataan. Sehingga nafsu
cinta yang kuat yang kita berikan dibalas dengan nafsu cinta yang kuat juga.
2. Poligami Cinta
Dalam berpacaran, ada sebuah kata-kata yang
menarik yang pernah aku dengar dari seorang wanita “mempoligamikan seorang
laki-laki dalam berpacaran sah-sah saja karena kalau sudah menikah wanita tidak
bisa menikah dengan dua cowok sekaligus maupun secara sembunyi-sembunyi
sedangkan laki-laki boleh” jadi “sudah gak jamannya lagi punya pacar satu”.
Dalam hal ini, saya menilai bahwa seorang wanita atau laki-laki begitu
menguasai komunikasi dalam menaklukkan hati seorang wanita atau laki-laki,
sehingga memiliki pacar lebih dari satu.
Rayuan gombal yang dahsyat, trik-trik komunikasi
yang efektif dan trik-trik lain yang betul-betul sudah hafal mati untuk dilakukan,
bahkan terkadang harus merelakan uangnya habis untuk mendapatkan cinta seseorang.
Dan simbol komunikasi yang paling efektif digunakan dalam menaklukkan cinta
seseorang adalah dengan materi (uang).
3. Cinta Satu Mata (Kaca Mata Kuda)
Cinta satu mata bukan berarti kita menggunakan
satu mata untuk melihat cinta, bukan juga karena buta sebelah namun lebih
kepada pindirian seseorang terhadap pandangan cinta. Memandang cinta adalah
segalanya, dan hidup dengan orang yang dicintai adalah kebahagiaan terbesar,
sehingga apapun yang terjadi orang yang dicintai harus menjadi milik seutuhnya.
Rela mengorbankan apapun dan menggunakan berbagai macam cara untuk
mempertahankan hubungan.
Ada nilai negatif yang harus diperhatikan dari
cinta satu mata, yakni terlalu mencintai namun tidak menyadari bahwa orang yang
dicintai tidak merespon cinta yang diberikan, hanya sekedar memanfaatkan
keadaan yang menguntungkan “manis didepan pahit dibelakang”. Namun segi positif
dari cinta satu mata adalah tidak mempermainkan cinta, yang artinya sama-sama
memandang bahwa cinta adalah segalanya, sebuah anugrah dari Tuhan yang tidak
boleh dipermainkan maupun dibuat-buat.
4. Hubungan Sementara
Hubungan sementara biasa terjadi pada waktu ABG,
dimana baru-baru mengenal cinta alias cinta monyet. Tak bisa disalahkan dan tak
bisa dibenarkan karena cinta tak bisa ditebak dan merupakan sebuah rahasia
perjalanan hidup manusia dalam menemukan kebahagiaan abadi. Karena dalam cinta
sejati “cinta yang duluan keluar ketimbang nafsu” padahal banyak orang yang
megatakan bahwa “cinta itu adalah nafsu dan nafsu itu adalah cinta” atau “tak
ada nafsu maka tak ada cinta karena cinta bagian dari nafsu”.
5. Mengatasnamakan Cinta Demi Nafsu
Bagaimana sih yang namanya mengatasnamakan cinta
demi nafsu. Contoh; beberapa bulan yang lalu ada seorang cewek yang melaporkan
pemerkosaan berame-rame terhadap dirinya, kejadian berawal perkenalan lewat FB
yang berujung pada rasa cinta yang tumbuh dan pada akhirnya pertemuan dan
disaat mereka bertemu, gadis tersebut diperkosa berame-rame. Bukan hanya itu
saja, begitu banyak kejadian yang tersebar di youtube tentang sebuah cinta yang
berjalan diatas nafsu.
Contoh
ini menggambarkan bahwa begitu mudahnya wanita atau laki-laki takluk dengan
nafsu dan atas nama cinta. Padahal berjuta wanita dan laki-laki mengatakan
bahwa cinta adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa.
Bersambung ke “Kajian Komunikasi Cinta Sejati”
Jumat, 05 April 2013
Komunikasi Orang Tua Dengan Anak
19.49
Unknown
1 comment
Salah satu sifat
manusia yang tak bisa dipungkiri adalah keinginan yang tak pernah puas
(berubah-ubah) baik ditinjau dari ekonomi, hubungan seks, maupun kebutuhan-kebutuhan
hidup yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut menjadikan manusia selalu beruha
mendapatkan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan bahkan dengan menggunkan
segala cara agar keinginan tersebut dapat tercapai dengan baik walau tidak
maksimal.
Secara mendasar
kebutuhan hidup itulah yang membuat manusia berubah-ubah, terkadang berpindah
dari satu tempat ke tempat yang lain demi memenuhi kebutuhan hidup secara
normal, yang dimana hal ini diartikan sebagai transmigrasi, baik melalui
pemerintah maupun keinginan pribadi untuk menemukan hidup yang lebih baik.
Pemenuhan kebutuhan hidup, baik makanan maupun kebutuhan yang lainnya, tentu
saja tidak mudah dilakukan seperti membalikkan telapak tangan namun membutuhkan
perjuangan yang keras bahkan harus banting tulang dari pagi ke pagi lagi.
Menikah bukan hanya
sekedar melarikan anak gadis orang (tradisi lombok) atau melamar (tradisi jawa)
namun memiliki pengertian luas, baik itu secara sederhana maupun secara luas. Menikah
adalah bersatunya dua insan dalam ikatan suci atau menikah adalah mempertemukan
dua buah keluarga dalam ikatan yang sama sehingga memiliki ikatan keluarga baru
dalam kehidupan yakni keluarga perempuan dan keluarga laki-laki, sehingga tali
silaturrahmi akan semakin meluas.
Komunikasi antara orang
tua dengan anak harus dibangun secara harmonis untuk menanamkan pendidikan yang
baik pada anak. Buruknya kualitas komunikasi orang tua dengan anak berdampak
buruk bagi keutuhan dan keharmonisan keluarga. Seperti contoh, faktor penyebab
anak kecanduan rokok sehingga mengakibatkan menjadi perokok aktif yang
merupakan akibat dari buruknya komunikasi interpersonal yang terjalin dalam
keluarga.
Bentuk-bentuk
komunikasi dalam keluarga menurut Pratikto (dalam Prasetyo, 2000), salah
satunya adalah komunikasi orang tua dengan anak. Komunikasi yang terjalin
antara orang tua dan anak dalam satu ikatan keluarga di mana orang tua bertanggung
jawab dalam mendidik anak. Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak di
sini bersifat dua arah, disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal
di mana antara orang tua dan anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran,
informasi atau nasehat.
Keluarga adalah sebagai suatu sistem
yang terdiri atas individu-individu yang berinteraksi dan saling bersosialisasi
dan mengatur. Keluarga merupakan tempat dimana
sebagian besar dari kita mempelajari komunikasi. Definisi ini menekankan
hubungan-hubungan interpersonal yang saling terkait antara para anggota
keluarga, walau hanya berdasarkan pada ikatan darah atau kontrak-kontrak yang
sah sebagai dasar bagi sebuah keluarga (Brommel, 1986).
Komunikasi yang
berorientasi konsep adalah komunikasi yang mendorong anak-anak untuk
mengembangkan pandangan dan mempertimbangkan masalah. Komunikasi yang
berorientasi konsep lebih memperhatikan aspek fungsi dan mendorong anak
menimbang semua alternatif sebelum mengambilan keputusan serta membiarkan anak
berada dalam kontroversi dengan mendiskusikan permasalahan secara terbuka.
Dimensi konsep ini mencerninkan diskusi terbuka dari permasalahan-permasalahan
dan mempertanyakan pendapat orang lain. Dalam komposisi tinggi rendahnya kedua
orientasi tersebut, baik sosial maupun konsep, maka melahirkan empat tipe pola
komunikasi keluarga sebagai berikut;
Komunikasi keluarga
dengan pola laissez-faire, ditandai dengan rendahnya komunikasi yang
berorientasi konsep, artinya anak tidak diarahkan untuk mengembangkan diri
secara mandiri, dan juga rendah dalam komunikasi yang berorientasi sosial.
Artinya anak tidak membina keharmonisan hubungan dalam bentuk interaksi dengan orang
tua. Anak maupun orang tua kurang atau tidak memahami obyek komunikasi,
sehingga dapat menimbulkan komunikasi yang salah.
Komunikasi keluarga
dengan pola protektif, ditandai dengan rendahnya komunikasi dalam orientasi
konsep, tetapi tinggi komunikasinya dalam orientasi sosial. Kepatuhan dan
keselarasan sangat dipentingkan. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang
menggunakan pola protektif dalam berkomunikasi mudah dibujuk, karena mereka
tidak belajar bagaimana membela atau mempertahankan pendapat sendiri.
Komunikasi keluarga
dengan pola pluralistik merupakan bentuk komunikasi keluarga yang menjalankan
model komunikasi yang terbuka dalam membahas ide-ide dengan semua anggota
keluarga, menghormati minat anggota lain dan saling mendukung.
Komunikasi keluarga
dengan pola konsensual, ditandai dengan adanya musyawarah mufakat. Bentuk
komunikasi keluarga ini menekankan komunikasi berorientasi sosial maupun yang
berorientasi konsep. Pola ini mendorong dan memberikan kesempatan untuk tiap
anggota keluarga mengemukakan ide dari berbagai sudut pandang, tanpa mengganggu
struktur kekuatan keluarga.
Dari uraian
tersebut diatas yang dimaksud pola komunikasi dalam penelitian ini adalah pola
komunikasi yang sering dipakai terhadap penerapan fungsi sosialisasi keluarga
dalam memperhatikan tumbuh kembang anak, yang meliputi, pola laissez
faire, pola protektif, pola pluralistik dan pola konsensual.
Salah satu contoh
dari isu terbaru dimana diskomunikasi antara anak dengan orang tua “seorang
anak kandung menuntut ibunya ke meja hijau” manisa adalah salah satu anak
kandung dari ibu artija yang sudah berkeluarga, perkara dimulai ketika manisa
melaporkan kakak kandungnya ismail dan keponakan syafi’I (anak ismail) kepada
pihak kepolisian sektor sumbesari, jember, yang pada akhirnya pihak kepolisian
menetapkan ismail, safi’I dan ibu artija (ibu kandung ismail) sebagai tesangka
namun ketiganya tidak di tahan.